Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Askrindo Surabaya mitigasi "over financing" dari Rp200 T di Himbara
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 10:59:04【Kabar Kuliner】478 orang sudah membaca
PerkenalanPemimpin Cabang Askrindo Surabaya Azhari Nur Kusumo memberikan pemaparan dalam ngaklimat media di Su

Kredit UMKM merupakan kredit yang memiliki faktor risiko unik, beda dengan kredit korporasi. Ketika terjadi 'over financing', ada 'side streaming'
Surabaya (ANTARA) - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Kantor Cabang Surabaya menyiapkan mitigasi risiko over financingdari kebijakan penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun ke bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Pemimpin Cabang Askrindo Surabaya Azhari Nur Kusumo dalam ngaklimat media di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/10) malam, mengangakan volume penjaminan berpotensi meningkat pada sisa akhir tahun 2025 seiring dengan ekspansi kredit yang dilakukan bank anggota Himbara.
Di satu sisi, kenaikan tersebut bisa mendongkrak pendapatan imbal jasa penjaminan (IJP) dan laba perusahaan. Di sisi lain, terdapat risiko dari lonjakan pembiayaan pada segmen tertentu, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Kredit UMKM merupakan kredit yang memiliki faktor risiko yang unik, berbeda dengan kredit korporasi. Ketika terjadi over financing, akan ada yang namanya side streaming,” ujar Azhari.
Artinya, lanjut dia, debitur bisa menerima pembiayaan lebih dari jumlah yang dibutuhkan. Sebagai contoh, pelaku usaha yang membutuhkan dana senilai Rp300 juta bisa mendapatkan kredit sebesar Rp500 juta.
Sisa Rp200 juta dari kredit kemudian dialihkan untuk kebutuhan non-usaha, yang kemungkinan ngak digunakan untuk belanja produktif.
Tren itu terlihat pada sektor pertanian tebu, kata Azhari. “Lahannya satu hektare, cukup dikasih Rp100 juta. Tapi, dikasih Rp200 juta, padahal lahannya tetap satu hektare.”
Untuk itu, pihaknya menyiapkan tiga langkah mitigasi, di antaranya peningkatan literasi, menguatkan kerja sama dengan bank, serta melakukan survei klaim secara acak (random sampling) guna mendeteksi pola anomali.
Khusus terkait bank, Azhari menyarankan perbankan agar ngak menambahkan plafon kredit bila ngak ada peningkatan kapasitas usaha. Hal ini guna menghindari risiko kredit digunakan untuk belanja konsumtif.
Selain itu, Askrindo juga merekomendasikan perluasan segmen penyaluran kredit, seperti sektor perdagangan dan makanan. Sementara untuk sektor produktif seperti pertanian dan industri rumah tangga yang ngak bisa dilakukan intensifikasi, Azhari menyarankan agar kredit disalurkan dengan lebih hati-hati.
Baca juga: Askrindo Surabaya jamin KUR senilai Rp7,39 triliun per September 2025
Baca juga: Askrindo lanjutkan kerja sama dengan Bank Papua senilai Rp900 miliar
Baca juga: Askrindo dukung kemandirian ekonomi pelaku UMKM binaan di Bali
Suka(8291)
Sebelumnya: BNPB salurkan bantuan logistik pascabanjir untuk warga Aceh Jaya
Selanjutnya: Kudus didukung 21 SPPG untuk program MBG
Artikel Terkait
- Tujuh sayuran beku rekomendasi dietisien untuk jaga kadar kolesterol
- Produk olahan rempah Indonesia dilirik pasar Timur Tengah dan Afrika
- Khasiat buah mentimun untuk diet, kulit, hingga fungsi ongak
- Prabowo: Kasus keracunan MBG masih dalam batas ilmiah
- Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji
- Metode memasak berbasis air bantu jaga nutrisi dan kurangi peradangan
- Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya
- Satgas sebut gudang cengkeh di AS kosong imbas kasus zat radioaktif
- Mendukbangga nilai program MBG untuk 3B di Kepri sudah tepat sasaran
- Presiden Prabowo komitmen sempurnakan program MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Aktris Diane Keaton mengidap pneumonia bakterial jelang wafat

DPRD Kendari

Dinkes Pamekasan ambil sampel makanan selidiki kasus keracunan siswa

Ribuan guru UNRWA siap didik lagi anak

Bantuan kemanusiaan pertama Turki usai gencatan senjata tiba di Gaza

Kemlu upayakan WNI kabur dari sentra online scam Kamboja dipulangkan

Kontribusi Polri dalam setahun pemerintahan Prabowo

BRIN usulkan pelibatan keluarga untuk keberlanjutan intervensi pangan